Seberapa gregetnya kuliah daring?




Sejak ditetapkan sebagai negara darurat covid-19, pemerintah Indonesia mewajibkan seluruh sektor untuk melakukan segala kegiatan di rumah, seperti : WFH (Work From Home) bagi seluruh pegawai dan bagi pelajar atau mahasiswa proses pembelajaran dan perkuliahan dilaksanakan secara online atau daring di rumah masing-masing. Proses WFH atau daring memang efektif dan cenderung lebih hemat, tetapi ada hambatan juga yang tak jarang dialami oleh banyak kalangan, terutama pelajar dan mahasiswa. Kegiatan ini berlangsung sejak pertengahan bulan Maret 2020 lalu.

Saya adalah mahasiswa angkatan pertama proses perkuliahan berlangsung online, dikarenakan pada pertengahan akhir kelas 12 terjadi pendemi covid-19 secara tiba-tiba sebelum pelaksanaan UN. Pandemi ini membuat UN dihapuskan bagi siswa SMA, SMP dan SD, sehingga terjadi perpisahan tak terduga tanpa adanya wisuda yang biasanya dilaksanakan tiap tahun. Pandemi ini juga mengakibatkan para pelajar tidak bisa melakukan proses pembelajaran secara tatap muka di sekolah, sehingga meresahkan mereka dan membuat bosan melakukan aktivitas di rumah berkepanjangan. 

Pada saat awal masuk sebagai mahasiswa saya melakukan orientasi pengenalan kampus secara tatap muka dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, sehingga bisa mengenal karakter teman-teman dan mengenal lingkungan kampus yang terletak di dalam kota dengan kondisi penyebaran covid tidak terlalu tinggi. Setelah proses orientasi mahasiswa, ada kelas perkuliahan tatap muka selama satu minggu guna pengenalan mata kuliah, dosen pengampu, dan mengenal teman sejurusan. Setelah itu, pihak kampus mewajibkan seluruh mahasiswa dan dosen melakukan proses perkuliahan secara daring, dari situlah kemudian muncul kendala yang seringkali saya alami.

Pelajar dan mahasiswa seringkali mengalami delay atau jamkot ketika proses pembelajaran berlangsung, seperti yang saya alami pada saat perkuliahan berlangsung. Waktu itu dosen sedang menyampaikan materi, tiba-tiba keluar sendiri dari aplikasi perkuliahan google classroom yang biasa digunakan dalam perkuliahan, dikarenakan pada saat itu cuaca sedang hujan dan sinyal buruk. Nah, itulah kendala yang seringkali saya alami ketika kuliah daring dalam masa pandemi ini. Selain kendala diatas, kendala lainnya adalah pemborosan paket data yang digunakan selama perkuliahan, bagi mahasiswa yang tidak menggunakan wifi. Penggunaan aplikasi perkuliahan bisa memakan banyak paket data. 
Memang ada subsidi dari pemerintah, tetapi kadangkala subsidi tersebut juga tidak cukup digunakan dalam sebulan.

Dampak positif dari kuliah daring sendiri adalah bisa lebih hemat dan praktis pelaksanaannya seperti kita tidak perlu pergi ke kampus memakai kendaraan yang memakan waktu lama dan tidak perlu juga terburu-buru berangkat ke kampus dengan disana jalanan macet seperti pada umumnya. 

Selain itu, kuliah daring atau proses pembelajaran daring bisa dilakukan sambil membantu orang tua di rumah, biasanya tidak bisa banyak dalam meringankan orang tua di rumah, dengan rasanya perkuliahan daring bisa menambah kedekatan kita dengan orang tua, mengasah keterampilan kita di bidang teknologi di era 4.0 yang mengharuskan anak muda bisa mengoperasikan segalanya sesuai secara online,mengingat Indonesia sebentar lagi memasuki era 5.0, society, dimana banyak penduduk usia produktif daripada non produktif. 

Proses WFH juga mengasah keterampilan pegawai, guru, dan dosen yang biasanya melakukan segala pekerjaannya di kantor, saat ini dituntut untuk memahami teknologi dan diharapkan bisa berinovasi. Jadi, demi kepentingan dan keselamatan bersama, maka proses WFH adalah tindakan yang tepat dilakukan pada masa pandemi ini. Proses WFH dan pembelajaran daring tidak selalu banyak dampak negatif yang didapat, tetapi dampak positifnya juga ada. 

Kita sebagai generasi muda bisa berinovasi dengan media pembelajaran melalui aplikasi yang sebelumya belum pernah dipakai dan tidak mengerti apa kegunaanya, sekarang bisa diterapkan sebagai media untuk kedepannya. Melalui aplikasi tersebut tercipta media yang menarik dan tidak monoton seperti halnya pembelajaran secara langsung. Maka dari itu, tetap patuhi protokol kesehatan, berdoa semoga pandemi segera berakhir dan bisa bekumpul dengan teman-teman secara langsung, bercanda ria tanpa harus mengalami jamkot saat berkomunikasi.

#prismaintania


Komentar

Postingan populer dari blog ini

IPNU IPPNU Metatu Laksanakan Ngopi Episode 2 Sebagai Agenda Awal Ramadhan

Agenda Isra' Mi'raj REMAS Taqwallah dan PR IPNU IPPNU Metatu

Megengan, salah satu tradisi jelang bulan suci