Revolusi Pelajar Menyongsong Akselerasi Peradaban











Indonesia merupakan negara dengan kondisi geografis yang strategis, memiliki sumber daya melimpah, baik dari segi alam maupun manusianya. Sumber daya manusia dari Sabang sampai Merauke dengan berbagai ragam kebudayaan, ras, dan agama. Zaman sekarang sudah masuk perkembangan teknologi, kebudayaan dari Barat digemari generasi milenial yang tersebar di seluruh Indonesia.
Generasi milenial baik dari kalangan pelajar, santri, mahsiswa sangat dibutuhkan negara di masa depan demi kemajuan dan persatuan bangsa. Maka dari itu, pelajar maupun mahasiswa dididik mengenal karakter kebangsaan melalui organisasi masyarakat yang ada di wilayah masing-masing, seperti IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama') dan IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama'). IPNU IPPNU merupakan badan otonom Nahdlatul Ulama' yang mengajarkan kader bahwasannya Islam penganut ajaran Ahlussunnah Wal Jamaa'ah sesuai Al-Qur'an, Sunnah Nabi, dan Ijtihad Ulama'. Kader era sekarang membutuhkan  penguatan mental spiritual dan etika supaya lebih menghormati orang lebih tua terutama kalangan masyayikh, guru, terlebih kepada orang tuanya sendiri.
Pelajar saat ini sudah pandai digitalisasi, menyerap informasi lebih cepat, mudah dari segi proses belajar atau lainnya. Oleh karena itu, diharapkan pelajar menjadi tealdan, memberikan pengalaman yang diperoleh kepada masyarakat, tidak hanya sekedar mencari popularitas semata, tetapi bisa bermanfaat bagi tanah airnya. Seperti pidato tokoh pendiri IPNU yakni KH. Tholhah Mansur pada Muktamar IV IPNU di Yogyakarta tahun 1961, "Cita-cita IPNU adalah membentuk manusia berilmu yang dekat dengan masyarakat,bukan manusia calon kasta elit dalam masyarakat".
Kiprah pemuda sangat dibutuhkan bangsa dalam kurun waktu 10 tahun kedepan, pemuda harus tanggap, cepat aksi menghadapi perubahan zaman secara signifikan. Dalam bermedia sosial harus selektif, memilih antara yang pantas dijadikan contoh atau tidak. Media sosial memengaruhi pola pikir anak hingga remaja, dampaknya mengakibatkan kurangnya sosialiasi dan kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Melalui IPNU IPPNU, pelajar dibina sadar lingkungan, mengenal secara jauh watak kepribadian diri sendiri maupun teman sejawat. Selain itu, kader digembleng peka terhadap konflik internal organisasi dan eksternal melalui jenjang pengkaderan atau seminar kepemudaan. Pelajar dihadapkan pada situasi dan kondisi, dimana pola pikir dituntut cepat dalam bergerak.
Menurut salah satu tokoh alumni IPPNU Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, saat ini menjabat sebagai Gubernur Provinsi Jawa Timur, bahwa mengikuti organisasi keterpelajaran  seperti IPPNU sangat baik, mendidik remaja berakahlak mulia, mengajarkan banyak hal, bisa menyalurkan bakat minat hingga menorehkan prestasi. "Sejak mengikuti IPPNU hingga sekarang jadi Ketua PP Muslimat NU, saya sangat merasakan hikmah luar biasa,  barokah khidmah di masyarakat menjadi mudah" ujar beliau. Memang dalam IPNU IPPNU benar-benar dikader bagaimana memahami karakter, apa yang dibutuhkan masyarakat di lingkungan sekitar, generasi milenial harus memahaminya.
Menyikapi peradaban modern, pelajar hendaknya mengedepankan karakter kebangsaan. Diharapkan menjadi teladan bagi masyarakat sekitar pada khususnya dan berguna bagi bangsa pada umumnya. Kader senior memberikan pengkaderan bagi calon bibit baru sehingga muncul generasi selanjutnya guna meneruskan pengabdian jika tibalah masa demisioner. Di tengah menjalankan program kerja yang sudah tersusun,rekan rekanita bersilaturahmi, meminta persetujuan, nasihat kepada Pembina maupun Sesepuh di lingkungan sekitar. Silaturahim dijalankan bertujuan merekatkan hubungan sesama warga Nahdliyin dan menjaga ketawadhu'an di era perkembangan saat ini.
Karakter remaja sesuai ideologi bangsa mengacu pada nilai-nilai pancasila menerapkan penekanan toleransi antarumat beragama. Toleransi dan persatuan bangsa menjadi poin penting yang perlu ditegakkan menghadapi keragaman sosial budaya era percepatan globalisasi. Dengan demikian, peran pelajar sangatlah penting dalam membangun negeri di masa akan datang. Masa Indonesia mengalami bonus demografi era 5.0, usia produktif lebih banyak daripada usia tua, lebih didominasi generasi milenial. Masa depan bangsa Indonesia ada di tangan pemuda masa kini, NU masa depan adalah wajah kader IPNU IPPNU sekarang. Pelajar hendaknya solutif menjalankan peran di masyarakat sebagai kader bereksistensi, menjadikan daerahnya bermutu dalam berbagai bidang, terutama bidang ekonomi dan pendidikan. Tingkat pemerataan ekonomi dan pendidikan sangat rendah di daerah 3T (Terluar, Terdepan dan Tertinggal), oleh karena itu pelajar dihadapkan melalui situasi ini harus memiliki pemikiran intelegensi, supaya berkurang daerah dengan tingkat kemiskinan dan kebodohan tinggi.
Akselerasi peradaban menuntut generasi pelajar masa kini bergerak, berevolusi, cepat peka terhadap kondisi nyata lingkungan sekitar ataupun kondisi dunia maya. Apabila terdapat postingan-postingan yang tidak sesuai dengan norma kesopanan, maka disinilah pelajar meluruskan dengan bijak supaya hal seperti itu tidak terulang kembali. Generasi milenial harus cepat beradaptasi di era Revolusi Industri 4.0 sebagai bekal menghadapi era Society 5.0 dengan tetap mempertahankan karakter moralitas sebagai perwujudan peradaban bangsa. Meskipun peradaban berubah drastis sangat maju, tradisi kebudayaan baik masih tetap dijaga dan dilestarikan, kalau perlu bisa menjalankan, meneruskan apa yang dilakukan nenek moyang zaman dahulu. Prinsipnya ialah al-muhafadhotu 'ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah, yakni 'Memelihara yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik'.

#prismaintania 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IPNU IPPNU Metatu Laksanakan Ngopi Episode 2 Sebagai Agenda Awal Ramadhan

Agenda Isra' Mi'raj REMAS Taqwallah dan PR IPNU IPPNU Metatu

Megengan, salah satu tradisi jelang bulan suci