Rintisan Kampung Bahasa di Bawean, Gresik
Perwakilan Mahasiswa STAIDA dari BEM dan KIP
Agenda dimoderatori oleh pihak Dinas Pendidikan dengan 3 narasumber, yang pertama Bpk. Ahmad Fauzi, S.Ag (Anggota DPRD Fraksi Demokrat), Kedua, Bpk. Taufiqul Umam, S.Sos., M.I.P (Komisi IV DPRD Fraksi Gerindra) dan Kak Ahmad Fauzi (Staff Ahli Bupati Gresik). Kegiatan berlangsung antusias selama kurang lebih 2 jam, tetap mematuhi protokol kesehatan tentunya dengan pembahasan menarik seputar pulau Bawean terkenal wisata exoticnya sebagai rintisan pendidikan.
Ketiga narasumber hampir sama membahas mengenai bagaimana planning pemerintah terkait perkembangan pendidikan bersinergi dengan potensi wisatanya. Pulau Bawean selain terkenal wisatanya, yang menonjol adalah dunia pendidikan. Disana, satu desa terdapat 3 pondok pesantren, maka dari itu religius harus ditingkatkan melalui pendidikan era transformasi digital seperti visi misi yang dimiliki Bupati Gresik yakni mengembangkan pendidikan melalui wisata. Dalam diskusi, ide yang muncul cocok diterapkan di Bawean adalah pusat pengembangan bahasa asing seperti di Pare, Kediri, tetapi di Bawean menonjol di religius dan kebanyakan penduduknya bekerja sebagai TKI, bahasa yang cocok yakni arab, mandarin dan cina.
Seorang siswa dan mahasiswa sangat tertarik belajar sambil menikmati pesona wisata Bawean, otomatis banyak para pedagang yang laku keras. Oleh karena itu, dibutuhkan sinergi yang baik dari pelaku pendidikan, khususnya seluruh Kepala Sekolah, Penilik, Pengawas, Pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Gresik untuk mengembangkan pusat wisata dan pendidikan di Bawean.
Selain hendak diterapkan "Kampung Bahasa", pusat diklat, pelatihan, workshop, seminar bagi guru, dosen, mahasiswa maupun tenaga kependidikan dialokasikan semua di Bawean sambil menikmati pesona keindahan Pulau Bawean dengan wisata pantai dan lumbung padinya.
#prismaintania
Komentar
Posting Komentar