The Next Women Leaders and Entrepreneurs
Tepat pukul 14.00 WIB, Jum'at 11 Maret 2022 saya bersama perwakilan PC IPPNU Gresik memenuhi undangan dari PW IPPNU Jawa Timur dalam agenda NU women talk yang berlokasi di Ballroom KH. Hasyim Asy'ari, Gedung PWNU Jatim. Saya disana bersama 5 teman dari Benjeng dan Kedamean beserta Ketua sekaligus Sekretaris PC IPPNU Gresik sangat antusias bersua dengan seluruh PC se wilayah Jatim mulai dari Korda Tapal Kuda, Matraman, Kediri, Madiun, Metropolis, Madura dan sesama Korda Pantura beserta pengurus PW IPPNU Jatim berikut pengawalnya yakni Srikandi KPP Jawi Wetan. Acara diselenggarakan dalam rangka harlah NU ke 99 dan IPPNU ke 67.
KH. Marzuki Mustamar selaku Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim, dalam sambutan sakralnya menyampaikan bahwa kader IPNU IPPNU tingkat wilayah maupun cabang harus mengaktifkan anak cabang maupun ranting. Semuanya harus memiliki SP (Surat Pengesahan). Beliau berharap sekali bisa membentuk ranting di lingkungan perumahan bahkan apartemen, karena pastinya disitu sangat rawan keragaman argumen mengenai ajaran, ideologi maupun tradisi, etika norma bermasyarakat. Maka dari itu, kader IPNU IPPNU menjadi garda terdepan untuk menggandeng generasi milenia wilayah perumahan ataupun apartemen.
Saya sangat beruntung bisa bertemu dan bersalaman langsung dengan idola di dunia kepenulisan, Ning Khilma Anis, penulis novel (Hati Suhita dan Wigati) sekaligus entrepreneur muda. Dalam talkshownya bisa dipetik pengetahuan yang nantinya menjadi pedoman hidup yaitu ajaran Sunan Kudus "Gus Jigang". Gus berarti bagus, wanita harus bagus akhlak dan ucapan, karena menjadi teladan bagi anak-anaknya. Ji artinya ngaji atau belajar, seorang wanita memang harus terus belajar memperbaiki diri, karena hakikatnya wanita itu wani ditata dan dibimbing oleh imamnya dalam keluarga, suami. Gang artinya dagang, wanita memang pada dasarnya harus pandai berdagang meskipun tidak semua bakat dagang. Wanita diharuskan memiliki jiwa kreatif, fokus pada satu bidang yang menjadi keahliannya, tidak sekedar manut pada teman atau lingkungan sekitar, berani tampil beda serta bermanfaat bagi sesama dimanapun kita berada. Seorang wanita jika memiliki jiwa kreativitas maka jiwa entrepreneur akan tumbuh dengan sendirinya. Begitulah pesan penulis sekaligus entrepreneur muda teladan para rekanita.
Selain Ning Khilma, hadir juga Bupati Jombang sekaligus sesepuh IPPNU Jatim dengan pemaparan pentingnya memupuk jiwa kepemimpinan (leadership) di kalangan pelajar NU. Beliau mencontohkan ketika diamanahi menjadi Ketua PC IPPNU Jombang. Pada saat itu, beliau masih berusia 17 tahun bersekolah di Madrasah Mu'alimin Mu'alimat Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang. Ketika menjadi pemimpin (Ketua PC IPPNU Jombang) beliau tidak berkuasa, ketika ada kegiatan beliau turut serta menjadi bagian kepanitiaan, tidak ada yang namanya perintah-memerintahkan. Walaupun menduduki posisi tertinggi, kita jangan sampai menyalahgunakan, tetap bergerak bersama mengayomi seluruh kader di bawah pimpinan kita. Sikap seperti itu, beliau tanamkan hingga saatnya beliau masuk politik melalui partai Nahdlatul Ulama' berkah mengikuti IPPNU pada tahun 1971 menjadi termuda. Beliau berturut-turut 7 periode menjabat DPR hingga pada saatnya beliau menjadi Bupati Jombang saat ini.
Turut serta hadir narasumber yang tidak kalah pentingnya, kiprahnya di IPPNU menjadi teladan kader saat ini, alumni IPPNU Jatim dari Sidoarjo, Ibu Anik Maslachah, S.Pd., M.Si (Wakil DPRD Propinsi Jawa Timur). Beliau menguatkan pemaparan Bu Nyai Mundjidah bahwa peran IPPNU dalam leadership sangat dibutuhkan mengingat Indonesia, khususnya Jatim menjadi nomor 2 setelah Jateng dengan kasus diskriminasi dan kurangnya perhatian kesetaraan gender. Perlunya peran IPPNU di dunia parlemen maupun politik, khususnya legislatif yang menjadi penentu kebijakan eksekutif sebagai pelaksana sangat penting, mengingat NU dinilai sebagai pemersatu bangsa. Kalau hanya mengikuti ormas semisal IPPNU atau banom lainnya cakupannya hanya sepintas dan terpacu tupoksi tertentu. Maka apabila di dunia parlemen maupun politik cakupan lebih luas dan bermanfaat bagi seluruh umat. Oleh karena itu, edukasi politik sangat diperlukan di IPPNU. Saat ini bukan karena jabatan atau materialisme, ini mengenai khidmah, manusia harus bermanfaat bagi sesamanya selama hidup di dunia.
Sebagai penutup, menyimpulkan ketiga narasumber, turut hadir Menteri Ketenagakerjaan, Ibu Dr. Hj. Ida Fauziyah, M.Si politisi fraksi PKB pimpinan Gus Muhaimin. Beliau menegaskan beruntung kalian semua bisa mengenal IPPNU, saya sendiri mengenal dari Abah saya dan sangat merasakan barokahnya. Saya bisa berada di fraksi PKB berkat IPPNU, pertama kali mengenal dunia politik ya lewat IPPNU. Kader zaman sekarang harus berjiwa kreatif, penuh inovasi, asertif dengan kemanapun masing-masing serta terampil dalam komunikasi maupun berargumentasi.
#prismaintania
Komentar
Posting Komentar