Besyukurlah Tiap Detik Nafasmu, Orientasikan Positive Vibes
Hidup di dunia memang hanyalah suatu persinggahan sementara ibarat lintasan sementara sebelum akhirnya menjadi kehidupan kekal sesungguhnya, abadi dalam akhirat. Maka dari itu, kita sebagai hamba Allah tidak luput dari kekhilafahan, sebelum akhirnya diberikan teguran oleh sang Khalik hendaknya lebih banyak bersyukur, seperti lika-liku seorang mahasiswa ini.
Bagaimana ini bisa terjadi, penyakit itu kan sudah lama hilang?”, gumam mahasiswa itu sembari tidak menerima takdirnya. Padahal sudah beberapa tahun tidak mengalaminya, bagaimana bisa, memang penyakit sewaktu-waktu dapat kambuh apabila yang bersangkutan tidak berhati-hati dengan pola hidupnya. Terdapat seorang mahasiswa semester 4 kala itu ia sedang menempuh pendidikannya paruh waktu dengan bekerja, ia memiliki 1 saudara perempuan dan 1 saudara laki-laki. Kehidupannya sangat sederhana, dia menjalani hari-harinya dengan ceria, meskipun ada rasa sedih tetap kuat di depan adik-adiknya. Kelam terbitnya fajar sudah mulai tampak Allah menunggu dan mendengar hamba-Nya yang ingin bangkit, seperti yang dilakukan mahasiswa ini, ia memiliki pengalaman pahit disaat menjadi mahasiwa yaitu penyakit asma yang menggerogotinya waktu kecil kembali kambuh.
Pada suatu hari ia dipanggil ibunya, “Ran, belikan ibu es puter ya, panas banget nih”, gumam ibunya. “Iya Bu, yang di perempatan jalan itu kan?”, tanyanya. “Iya Ran, langganan kita itu loh”, jawab ibunya. “Yeye, mumpung ibu suruh aku beli es, aku ikutan ah”, gumamnya dalam hati. Mahasiswa tersebut akhirnya membeli 2 potong es puter untuk dia dan ibunya, sesampainya di rumah langsung diberikan ibunya. “Bu, ini es puternya, panas banget di luar”, keluhnya. “Iya, terima kasih ya, memang cuacanya lagi kemarau”, kata ibunya sembari mengipas tubuhnya. Sebelum ia berikan es puter pada ibunya, terlebih dahulu ia minum di rest area, tempat penjual es puter, apabila diminum di rumah akan ketahuan ibunya karena dia melanggar pantangan makanan ataupun minuman yang menyebabkan asmanya kambuh. Dia berpikir bahwa sekali-kali ingin minum
yang seger tidak masalah, tetapi akhirnya membuat masalah hingga seminggu lamanya sesak nafas.
Selepas minum es, pada malam harinya mahasiswa itu merasakan sesak di bagian dadanya, dia tak bisa tidur nyenyak hingga membuat ibunya terbangun karena suara batuknya keras sekali. “Kenapa kamu Rann jam segini belum tidur?”, tanya ibunya. “Iya nih Bu, dadaku sesak sekali tak bisa nafas”, jawabnya. “Oh, ibu tahu asma kamu kambuh ya, jalan saja kamu tidak kuat, nafasmu tersengal-sengal”, tebak ibunya. “Mungkin Bu, tadi aku belie s puter, habisnya seger banget”, gumamnya. “Ini nih, susah dibilangin. Ikuti nasehat dokter jangan sekali-kali langgar pantangan buatmu, yang susah ibu juga kan…..”, keluh ibunya. Seminggu merasakan sakit hampir menyerah, tak berdaya seperti orang sakaratul maut, akhirnya ia bangkit, berusaha tuk sembuh mulai konsumsi obat herbal hingga medis pun dijalaninya, sembari terus bermunjat kepada sang Khalik di waktu fajar berharap diberikan kesempatan memperbaiki diri, menyenangkan orang tuanya dengan menaati nasehat mulia.
Setelah merasakan susahnya menjalani asma yang dideritannya, dia sadar bahwa sebelum melakukan sesuatu, hendaknya memikirkan dampak terhadap tindakan yang dilakukan. Dia pun tersadar seperti ditepuk pundaknya, melalui ujian yang diberikan, hikmah yang dapat dipetik yakni sebelum datang masa sulit, jalani, bersyukur dengan melaksanakan perbuatan yang baik, sewajarnya untuk dilakukan tanpa melanggar batas yang telah ditentukan.
Ada lima hal penting yang harus kita jaga dalam kehidupan, sebagaimana disabdakan oleh Nabi mulia Muhammad saw. Dari ‘Amr bin Maimun Al-Audi ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda kepada seseorang saat menasehatinya, “Jagalah lima perkara sebelum datang lima perkara: masa mudamu sebelum datang masa tuamu, sehatmu sebelum datang sakitmu, kayamu sebelum datang miskinmu, kesempatanmu sebelum datang masa sempitmu, dan hidupmu sebelum datang kematianmu.”
Hadits diriwayatkan Ibnul Mubarak dalam Az-Zuhd, Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman (no. 9768), Abu Nu’aim dalam Hilyah Al-Auliya` (4/148), An-Nasa’i dalam As-Sunan Al-Kubra (no. 11832), Al-Baghawi dalam Syarh As-Sunnah (no. 4022), dan Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf (no. 34319). Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir (no. 1077). Dalam hadits di atas, Nabi saw memerintahkan kepada ummatnya agar menjaga lima hal penting dalam kehidupan. Inilah lima modalitas manusia yang paling berharga dalam kehidupan mereka. Sangat banyak manusia tertipu oleh lima hal berikut, sehingga harus selalu diingat dan dijaga.
Komentar
Posting Komentar